
FOREX TRADING FACEBOOK GROUP
Halo, para Trader. Kali ini saya bakal berceritera berkaitan perilaku transaksi trading penulis di saat lampau. Saat momen saya masih berstatus newbie (meskipun waktu ini belum sanggup dikatakan expert) di dunia trading valuta asing yg penuh dgn gelora ini.
FOREX TRADING FACEBOOK GROUP
Saya bertemu valuta asing di tahun 2005.
Penulis menghabiskan wkt mendidik beraneka rupa rupa teknik analisa beserta transaksi trading dlm masa lbh kurang setahun. Saya tak concern walaupun masa itu penulis masih berstatus bagaikan tenaga pemasar di sebuah penghubung penjual berjangka. Bagi saya, yang berguna berlatih dulu. Cari pelanggan belakangan saja. Toh wkt itu penulis enggak digaji, sekadar mendapatkan komisi dari jual/beli nasabah saya, itu pun kalo saya sukses memperoleh nasabah.
Bisa ditebak, perilaku itu berbuah ceramah bersama nasihat panjang lebar dari supervisor saya dulu. Beliau pun lama kelamaan benar-benar percaya kalau ia salah merekrut orang. Tetapi beliau rupanya melihat kesempatan lain pada diri saya, shg akhirnya pada thn 2008 beliau merekomendasikan penulis untuk menjadi staf market analyst di agency tersebut. But that’s another story.
Thn 2006, penulis memberanikan diri bakal transaksi trading dengan kapital patungan bersama 3 orang teman. Di beberapa bulan pertama saya transaksi trading beneran account, saya merasa performa trading saya “luar biasa”. Mengapa? Di 3 Tiga Puluh hari pertama, penulis sukses membukukan cuan berturut-turut kurang lebih 30% dari kapital awal. Walaupun sudah dibagi empat, bagaikan fresh graduate kala itu perolehan sebesar itu cuma gede bakal saya.
FOREX TRADING FACEBOOK GROUP
Kepercayaan diri penulis bertambah, bahkan mengarah jumawa.
Penulis merasa udah berada di puncak dunia. Bayangkan, dlm tiga bln trading itu saya enggak pernah sekalipun memperbuat cut-loss. Catat ya: TIDAK PERNAH. Itu artinya 100% dari transaksi yang saya lakukan dlm 3 30 hari tersebut membuahkan profit.
Nahas, di 31 hari ke-4 saya enggak dapat mempertahankan prestasi. Floating loss berlarut-larut hingga akhirnya penulis menjelaskan diri tidak mampu lagi mengelola kapital kami. Untungnya sempat profit, sehingga kalau ditotal tekor kami “hanya” kurang lebih 50% dari kapital awal (bandingkan dgn kebanyakan trader yg wajib hingga terkena margin call).
Masa itu penulis menarik kesimpulan keterampilan yg saya peroleh kurang lengkap. Tetapi ternyata kekeliruan penulis lebih dari itu. Kesalahan primer penulis ialah pola pikir yg salah dan aneka tips berlatih yang tak tepat.
Semacam kebanyakan trader pemula, waktu itu saya amat pangkal bagi menerima hasil yang cepat dan – puguh saja – banyak. Wkt itu forex digambarkan selaku salah 1 rupa pekerjaan yang menawarkan otput yg cepat. Malahan mungkin hingga waktu ini pun pola pikir masyarakat masih sama berkenaan forex.
FOREX TRADING FACEBOOK GROUP

Betul bahwa pergerakan nilai currency jauh lbh volatile dibandingkan dengan saham.
Misalnya, shg kesempatan yang tercipta benar-benar jauh lebih besar. Di sinilah “racun”-nya. Ambisi bagi menemukan laba yg besar dalam masa kilat seringkali menciptakan seorang pemain membuka jual/beli yang kelewat besar. Padahal di balik potensi untung yg besar itu tersimpan pula ancaman yang tak kalah besarnya. Itulah sebabnya mengapa amat disarankan utk mengerem resiko memakai pengaturan penggunaan kapital yg tepat (mengatur total lot) & pembatasan rawan yang sebati (manajemen resiko). Sayangnya, keinginan utk mendapatkan profit dengan cepat membuat banyak trader melupakan kasus yang amat mendasar dlm transaksi trading ini.
Itu juga “dosa” yg penulis lakukan dulu. Dalam anggapan penulis sekadar ada “untung, cuan & untung”. Serupa yg penulis sampaikan di atas, dlm 3 bln nomor satu pengalaman trading saya enggak tahu menjalankan cut-loss sekalipun. Nggak tahu membendung rawan dengan stop loss. Padahal nggak ada seorang pun yang sanggup tahu persis ke mana harga mau bergerak. Artinya, kita bisa mengalami kerugian bila saja. Antisipasi hendak perihal tsb adalah manajemen resiko, yang banyak dilupakan trader.
FOREX TRADING FACEBOOK GROUP
Selain mindset, byk juga trader yg melewati teknik pembelajaran trading valuta asing yg benar.
Kebanyakan ingin langsung mampu memperbuat trading dengan strategi alias manual yang siap pakai. Itu pun dulu merupakan dosa saya.
Saya dulu sangat byk menghabiskan waktu untuk mengajarkan berjenis-jenis manual alias strategi trading tanpa meluangkan semata-mata wkt bakal melatih dasar-dasar trading. Saya lebih-lebih baru mengerti sketsa pilar trend sesudah 2 thn terjun ke dunia trading, yg sialnya baru saya pelajari selepas sempat “terjungkal”. Bayangkan, ada trader yg berani transaksi trading terlebih sebelum ia paham apa itu trend yg yakni “nyawa” dari pergerakan harga.
Saya terkadang menganalogikan belajar transaksi trading mata uang asing semacam mengajarkan beladiri. Nggak mungkin ada seorang karateka yg spontan menyandang sabuk hitam minus melalui prosedur belajar yg panjang mulai dari sabuk putih, kuning beserta seterusnya, kecuali kalau ia yaitu orang penting yg diangkat selaku anggota kehormatan perguruan tertentu.
FOREX TRADING FACEBOOK GROUP
Belajar trading pun demikian.
Seseorang sepantasnya membimbing keterampilan berhubungan trading dari pangkal yang kompeten serta dgn teknik yang benar juga. Pelajarilah dasar-dasar trading terlebih dahulu, yaitu trend, tahanan bawah dengan resistance. Selesai boss menguasai ke 3 elemen tersebut, barulah agan mampu melanjutkan ke materi lain seperti indikator teknikal, pola harga (price pattern) dan lain-lain.
Kebanyakan kesalahan yang dilakukan trader adalah tepat “loncat” ke langkah atau tips trading. Padahal bagi bisa mengerti pd keadaan sebagaimana apa sebuah panduan trading dpt dipergunakan dgn kata lain tidak, kita butuh mengetahui apa yang berubah asas kaidah trading tersebut. Nah, buat mengetahui prinsip sistem transaksi trading tersebut, hendak tak mau kita mesti menafsirkan dulu dasar-dasar trading.
