
FOREX TRADING NEW YORK
Halo, para Trader. Kali ini penulis bakal berceritera tentang perilaku trading saya di masa lampau. Saat ketika saya masih berstatus newbie (meskipun saat ini belom sanggup dikatakan expert) di dunia trading foreign exchange yg penuh dengan gelora ini.
FOREX TRADING NEW YORK
Saya mengenal mata uang asing di thn 2005.
Penulis menghabiskan wkt mendidik bervariasi macam teknik analisa & transaksi trading dalam masa lebih kurang setahun. Saya tak concern meskipun saat itu saya masih berstatus selaku tenaga penjual di sebuah penghubung penjual berjangka. Bagi saya, yang bermanfaat belajar dulu. Cari client belakangan saja. Toh wkt itu saya tidak digaji, cuma mendapatkan komisi dari transaksi nasabah saya, itu pun bila saya sukses memperoleh nasabah.
Dapat ditebak, perilaku itu berbuah ceramah bersama nasihat panjang lebar dari supervisor penulis dulu. Beliau pun semakin betul-betul percaya jika ia salah merekrut orang. Tapi beliau rupanya menonton prospek lain pada diri saya, shg akhirnya pada thn 2008 beliau menganjurkan penulis untuk menjadi staf pasar analyst di agency tersebut. But that’s another story.
Thn 2006, saya memberanikan diri utk transaksi trading dgn modal patungan bersama tiga orang teman. Di sebagian 31 hari nomor satu saya trading real account, saya merasa performa transaksi trading saya “luar biasa”. Mengapa? Di 3 bulanan pertama, saya sukses membukukan laba berturut-turut kira-kira 30% dari modal awal. Meskipun udah dibagi empat, bagaikan fresh graduate kala itu perolehan sebesar itu hanya besar bakal saya.
FOREX TRADING NEW YORK
Kepercayaan diri penulis bertambah, malahan cenderung jumawa.
Saya merasa udah berada di puncak dunia. Bayangkan, dalam tiga 31 hari trading itu saya nggak sudah sekalipun melakukan cut-loss. Catat ya: TIDAK PERNAH. Itu artinya 100% dari jual/beli yg saya lakukan dalam tiga bulanan tersebut membuahkan profit.
Nahas, di Tiga Puluh hari ke-4 saya nggak mampu mempertahankan prestasi. Floating loss berlarut-larut sampai akhirnya saya memberitahukan diri tak sanggup lagi mengelola modal kami. Untungnya sempat profit, shg k'lo ditotal kerugian kami “hanya” berkisar 50% dari kapital awal (bandingkan dgn kebanyakan pemain yang butuh hingga tertimpa margin call).
Wkt itu penulis menarik kesimpulan ilmu yang penulis peroleh kurang lengkap. Tapi nyatanya kekeliruan saya lebih dari itu. Kesalahan pokok penulis yaitu mindset yang salah beserta cara berlatih yg tak tepat.
Seperti kebanyakan trader pemula, wkt itu saya sangat fokus utk memperoleh hasil akhir yang cepat beserta – pasti saja – banyak. Masa itu mata uang asing digambarkan sbg salah satu tampilan profesi yang menyodorkan hasil yang cepat. Lebih-Lebih mungkin sampai saat ini pun mindset masyarakat masih sama tentang forex.
FOREX TRADING NEW YORK

Betul bahwa pergerakan harga currency jauh extra volatile dibandingkan dgn saham.
Misalnya, shg potensi yg tercipta kenyataannya jauh ekstra besar. Di sinilah “racun”-nya. Ambisi bakal memperoleh keuntungan yang gede dalam waktu nggak lama seringkali membuat seorang trader membuka jual/beli yg kelewat besar. Padahal di balik prospek profit yg besar itu tersimpan pula bahaya yg tak kalah besarnya. Itulah sebabnya mengapa sangat direkomendasikan untuk menyekat bahaya menggunakan pengaturan penerapan modal yg tepat (mengatur besaran lot) beserta pembatasan bahaya yang sinkron (manajemen resiko). Sayangnya, keinginan utk menemukan untung dgn cepat membuat byk pemain melupakan masalah yg amat mendasar dalam trading ini.
Itu juga “dosa” yg saya lakukan dulu. Dlm pandangan penulis sekadar ada “untung, untung dan untung”. Serupa yg penulis sampaikan di atas, dalam tiga bulan pertama pengetahuan trading saya tidak sempat melakukan cut-loss sekalipun. Nggak pernah memasung rawan dengan berhenti loss. Padahal enggak ada seorang pun yg sanggup tahu persis ke mana value mau bergerak. Artinya, kita sanggup menemukan kerugian kapan saja. Antisipasi akan problem tersebut adalah manajemen resiko, yg banyak dilupakan trader.
FOREX TRADING NEW YORK
Selain mindset, byk juga pemain yg melewati operasi pembelajaran trading valuta asing yang benar.
Kebanyakan mau spontan sanggup mengerjakan trading dengan tutorial alias langkah yang siap pakai. Itu pun dulu merupakan dosa saya.
Penulis dulu banget byk menghabiskan masa bagi mengajarkan berbagai rupa arahan dgn kata lain kaidah trading tanpa meluangkan hanya waktu bakal mengajarkan dasar-dasar trading. Saya terlebih baru mengetahui tema tonggak trend selepas 2 thn terjun ke dunia trading, yg sialnya baru penulis pelajari selesai sempat “terjungkal”. Bayangkan, ada pemain yg berani transaksi trading sampai-sampai sebelum ia paham apa itu trend yang yaitu “nyawa” dari pergerakan harga.
Saya sekali waktu menganalogikan belajar trading valuta asing serupa mengajarkan beladiri. Tak mungkin ada seorang karateka yg langsung menyandang sabuk hitam tanpa memakai proses berlatih yg panjang mulai dari sabuk putih, kuning serta seterusnya, kecuali jika ia ialah orang bernilai yg diangkat bagaikan anggota kehormatan perguruan tertentu.
FOREX TRADING NEW YORK
Belajar transaksi trading pun demikian.
Seseorang sepantasnya membimbing keterampilan berhubungan transaksi trading dari pangkal yang kompeten bersama dengan pola yg benar juga. Pelajarilah dasar-dasar transaksi trading terlebih dahulu, merupakan trend, tahanan bawah & resistance. Sehabis anda menguasai ke 3 elemen tersebut, barulah anda bisa melanjutkan ke materi lain seperti indikator teknikal, model price (price pattern) dengan lain-lain.
Kebanyakan kekeliruan yang dilakukan trader yakni telak “loncat” ke program alias tips-tips trading. Padahal buat dpt menginterpretasikan pada status serupa apa sebuah aturan trading dapat dipergunakan dengan kata lain tidak, kita butuh mengetahui apa yg berubah asas program trading tersebut. Nah, bagi mengerti panduan program transaksi trading tersebut, pengen nggak hendak kita wajib memahami dulu dasar-dasar trading.
