
FOREX TRADING COACH ANDREW MITCHEM
Halo, para Trader. Kali ini penulis akan berceritera berkenaan perilaku transaksi trading saya di wkt lampau. Waktu momen penulis masih berstatus newbie (meskipun saat ini belom dapat dikatakan expert) di dunia transaksi trading forex yang penuh dengan gelora ini.
FOREX TRADING COACH ANDREW MITCHEM
Saya bertemu mata uang di thn 2005.
Saya menghabiskan masa melatih berjenis-jenis rupa cara studi dengan trading dalam masa ekstra kurang setahun. Penulis enggak concern walaupun masa itu saya masih berstatus sebagai tenaga marketing di sebuah penghubung pedagang berjangka. Untuk saya, yg signifikan berlatih dulu. Cari pengguna belakangan saja. Toh waktu itu penulis tidak digaji, cukup menemukan komisi dari transaksi pelanggan saya, itu pun kalau saya berhasil memperoleh nasabah.
Dapat ditebak, perilaku itu berbuah nasehat serta ceramah panjang lebar dari supervisor saya dulu. Beliau pun lama kelamaan betul-betul percaya kalau ia salah merekrut orang. Tapi beliau rupanya memandang prospek lain pada diri saya, sehingga akhirnya pada thn 2008 beliau menganjurkan penulis utk berubah staf pasar analyst di penghubung tersebut. But that’s another story.
Tahun 2006, saya memberanikan diri bagi trading dengan kapital patungan bersama tiga orang teman. Di tdk semua bulanan kesatu penulis transaksi trading beneran account, saya menganggap performa trading penulis “luar biasa”. Mengapa? Di tiga bulan pertama, penulis berhasil membukukan cuan berturut-turut kira-kira 30% dari modal awal. Walau sudah dibagi empat, selaku fresh graduate kala itu perolehan sebesar itu semata-mata besar utk saya.
FOREX TRADING COACH ANDREW MITCHEM
Kepercayaan diri penulis bertambah, lebih-lebih condong jumawa.
Penulis merasa udah berada di puncak dunia. Bayangkan, dalam 3 30 hari trading itu penulis tak tahu sekalipun melaksanakan cut-loss. Catat ya: TIDAK PERNAH. Itu artinya 100% dari transaksi yang penulis lakukan dalam tiga bulan tsb membuahkan profit.
Nahas, di bln ke-4 saya enggak sanggup mempertahankan prestasi. Floating loss berlarut-larut sampai akhirnya penulis memberitahukan diri nggak mampu lagi mengelola modal kami. Untungnya sempat profit, sehingga k'lo ditotal loss kami “hanya” kira-kira 50% dari kapital awal (bandingkan dgn kebanyakan pemain yg perlu sampai terkena margin call).
Masa itu saya menarik kesimpulan sains yang penulis peroleh kurang lengkap. Tetapi ternyata kesalahan saya lebih dari itu. Kekeliruan utama saya merupakan mindset yg salah bersama tutorial berlatih yang tak tepat.
Serupa kebanyakan trader pemula, wkt itu saya kelewat sumber bakal memperoleh hasil akhir yg cepat serta – puguh saja – banyak. Masa itu mata uang asing digambarkan bagaikan salah satu model usaha yang menawarkan hasil yg cepat. Lebih-Lebih mungkin sampai waktu ini pun pola pikir rakyat masih dengan berhubungan forex.
FOREX TRADING COACH ANDREW MITCHEM

Betul bahwa pergerakan value currency jauh extra volatile dibandingkan dengan saham.
Misalnya, shg prospek yg tercipta memang jauh lebih besar. Di sinilah “racun”-nya. Ambisi utk menerima untung yg gede dlm wkt tdk lama terkadang menghasilkan seorang pemain membuka jual/beli yang kelewat besar. Padahal di balik potensi cuan yang gede itu tersimpan pula ancaman yang tidak kalah besarnya. Itulah sebabnya mengapa amat direkomendasikan bagi mengekang resiko memakai pengaturan pemakaian modal yang tepat (mengatur nominal lot) dan pembatasan rawan yg setakar (manajemen resiko). Sayangnya, keinginan untuk memperoleh untung dengan cepat menciptakan byk pemain melupakan ihwal yg sangat mendasar dalam transaksi trading ini.
Itu juga “dosa” yg saya lakukan dulu. Dalam bayangan penulis cuman ada “untung, laba & untung”. Semacam yang saya sampaikan di atas, dalam 3 Tiga Puluh hari kesatu pengalaman transaksi trading penulis tidak tahu memperbuat cut-loss sekalipun. Enggak tahu membatasi ancaman dengan hentikan loss. Padahal tidak ada seorang pun yang bisa tahu persis ke mana value bakal bergerak. Artinya, kita sanggup mengalami kerugian bilamana saja. Antisipasi akan soal tsb adalah manajemen resiko, yg byk dilupakan trader.
FOREX TRADING COACH ANDREW MITCHEM
Selain mindset, banyak juga trader yang melewati prosedur pembelajaran transaksi trading foreign exchange yang benar.
Kebanyakan ingin spon-tan mampu memperbuat transaksi trading dgn aturan dgn kata lain strategi yang siap pakai. Itu pun dulu merupakan dosa saya.
Saya dulu terlampau byk menghabiskan waktu buat mendidik bervariasi prosedur atau pola transaksi trading nggak pake meluangkan hyn masa untuk membimbing dasar-dasar trading. Saya bahkan baru mengartikan ide pangkal trend setelah 2 thn terjun ke dunia trading, yang sialnya baru saya pelajari sesudah sempat “terjungkal”. Bayangkan, ada pemain yg berani transaksi trading lebih-lebih sebelum ia mengerti apa itu trend yang yakni “nyawa” dari pergerakan harga.
Saya sekali waktu menganalogikan berlatih trading mata uang seperti memahirkan beladiri. Enggak mungkin ada seorang karateka yang tepat menyandang sabuk hitam nggak usah memakai sistem berlatih yg panjang mulai dari sabuk putih, kuning bersama seterusnya, kecuali bila ia merupakan orang bermakna yang diangkat sebagai anggota kehormatan perguruan tertentu.
FOREX TRADING COACH ANDREW MITCHEM
Berlatih trading pun demikian.
Seseorang sebaiknya memahirkan pengetahuan tentang trading dari sumber yang kompeten & dengan arahan yg benar juga. Pelajarilah dasar-dasar transaksi trading terlebih dahulu, yaitu trend, support beserta resistance. Setelah boss menguasai ke 3 elemen tersebut, barulah jurangan dapat melanjutkan ke materi lain semacam indikator teknikal, jenis price (price pattern) bersama lain-lain.
Kebanyakan kekeliruan yg dilakukan trader merupakan jitu “loncat” ke teknik atau sistem trading. Padahal bagi dapat mengetahui pada status serupa apa sebuah prosedur transaksi trading sanggup dipergunakan dgn kata lain tidak, kita harus mengerti apa yang menjelma pangkal tutorial transaksi trading tersebut. Nah, utk menginterpretasikan fondasi manual trading tersebut, pengen enggak mau kita usah mengerti dulu dasar-dasar trading.
